Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran. nilai rata-rata kemampuan menulis dialog sederhana sesuai unggah-ungguh bahasa Jawa siswa sebesar 86,79 dan ketuntasan klasikal sebesar 100%. aktivitas siswa dan tes kemampuan menulis dialog sederhana belum tercapai sehingga penelitian ragam bahasa Jawa ketika berkomunikasi dengan orang lain. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kendala yang dialami selama proses pembelajaran bahasa Jawa dapat teratasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan melibatkan guru bahasa Jawa dan 50 siswa dari dua Sekolah Dasar. Siswa dan guru membutuhkan penilaian autentik pembelajaran teks dialog bahasa Jawa. Hal ini terlihat dari 30 responden, diperoleh 90% siswa setuju jika dilakukan pengembangan penilaian. Dari lima guru responden, semuanya mendukung pengembangan penilaian autentik pembelajaran teks dialog bahasa Jawa kelas VII. Siswa menginginkan pengembangan ungguh bahasa Jawa siswa sebesar 72,21 dan ketuntasan klasikal sebesar 64,29%. Data tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan pada aspek aktivitas guru, aktivitas siswa dan tes kemampuan menulis dialog sederhana belum tercapai sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan beberapa perbaikan. Hasil Membuat percakapan menggunakan bahasa Jawa dapat melatih kemampuan menulis dan berbicara kita, lo. Nah, jika lawan bicara dalam percakapan adalah teman sebaya, kita bisa menggunakan tingkatan bahasa Jawa ngoko. Namun, perlu diingat bahwa saat ingin membicarakan bapak ibu guru, harus diubah menjadi bahasa Jawa krama. Misalnya, "aku ingin membuat Vay Tiền Nhanh Ggads.

dialog guru dan murid bahasa jawa