Bertawakal(at-tawakkul) 5. Ikhlas (al-ikhlas) 6. Mengharap (ar-raja') 7. Bersikap Takut (al-khauf). Di dalam berakhlak kepada Allah SWT.Adalah suatu kewajiban kita sebagai makhluk, berakhlak mulia kepada Sang Pencipta karena beberapa alasan, yakni; ¤ Karena Allah telah menciptakan manusia dalam segala keistimewaan dan kesempurnaannya. Jikalaumemang mereka dakwah kepada tauhid, memberanta s tahayul, bid'ah, khurafat dan syirik maka mereka pastilah menjadi ulama yang ihsan atau ulama yang berakhlaku l karimah. Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda. AkhlakMemuliakan Tetangga. Islam mengajak kita untuk membentuk bangunan masyarakat yang megah yang ditopang oleh bagian-bagian bangunan yang menguatkan satu sama lain. Salah satu bagian bangunan yang utama adalah kehidupan bertetangga yang berlandaskan cinta dan kasih sayang. وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ OlehMuslimpintar Diposting pada 27/08/2019. Pengertian akhlak terhadap binatang dan tumbuhan - Akhlak terhadap binatang dan tumbuhan adalah memperlakukan binatang dan tumbuhan secara baik dan penuh kasih sayang. Orang yang berbudi luhur tidak hanya berbuat baik kepada orang tua, saudara dan manusia lain, tetapi juga berbuat baik terhadap Dan sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah yang terbaik kepada tetangganya." (HR. Tirmidzi). Seorang muslim selain perlu berakhlak mulia juga kita harus bersikap jujur. Berikut beberapa keuntungan ketika kita berakhlak baik dan bersikap jujur yang dilansir dalam buku "Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1" oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri: 1. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain, baik itu orang tua, saudara, teman, dan tetangga untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itulah kehidupan yang saling berhubungan ini harus diatur dengan baik agar terjalin keharmonisan. Dalam bab ini yang akan menjadi poin utamanya adalah bagaimana menjaga hubungan baik dengan tetangga. Pengertian Tetangga Tetangga adalah orang yang rumahnya/ tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah kita. Jika tinggalnya sangat dekat, dalam satu RT Rukun Teangga yang sama misalnya maka bisa disebut tetangga dekat. Jika agak jauh misalnya dalam satu RW Rukun Warga disebut tetangga jauh. Ada juga tetangga se-desa, tetangga se-kecamatan, dan sebagainya, tergantung seseorang berada di mana saat menyebut sebutan tetangganya. Dalam hadis disampaikan bahwa yang disebut tetangga itu adalah orang yang rumahnya berada dalam radius 40 rumah dari sekeliling rumah kita. 40 rumah dari depan, 40 dari belakang, kiri dan kanan. Dalil tentang pentingnya berbuat baik kepada Tetangga Berbuat baik kepada tetangga ini sangat penting karena ia adalah orang pertama yang akan membantu jika kita berada dalam kesulitan. Bahkan saking pentingnya nabi Muhammad dalam hadisnya bahwa seseorang itu belum bisa disebut sebagai orang yang beriman jika tidak memuliakan tetangganya. “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetangganya”. HR. Bukhari dan Muslim. Selain itu Allah juga memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada tetangga, sebagaimana terdapat dalam An-Nisa ayat 36. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” BENTUK/ CIRI-CIRI ADAB ISLAMI KEPADA SAUDARA, TEMAN, DAN TETANGGA Bentuk/ ciri-ciri adab islami kepada saudara Menjalin silaturrahmi antar saudara Saling perhatian dan kasih sayang Menjaga nama baik keluarga Menjauhi sifat permusuhan kepada saudara Menjaga perasaan saudara Bentuk/ Ciri-Ciri Adab kepada Teman Menciptakan suasana aman dan nyaman dalam berteman Suka membantu teman Membawa kebaikan dalam pergaulan Menganggap teman sebagai One Team One Aim Satu Tim Satu Tujuan Menanamkan sifat mengalah Bentuk/ Ciri-Ciri Adab kepada Tetangga Menerapkan “5S” Sapa, Salam, Senyum, Sopan, dan Santun Menjaga kerukunan dan keamanan Menganggap tetangga dekat sebagai saudara Saling silaturrahmi Selalu berprasangka baik Selalu membuka pintu maaf Menanamkan sifat mengalah ~~Selesai~~ TUGAS UNTUK MINGGU INI “Membuat meme gambar dengan tulisan tentang Bentuk/Ciri-ciri Adab kepada Saudara, Teman, Tetangga” Ketentuannya Harus karya sendiri/kelompok. Tidak boleh mengambil dari internet. Boleh dilukis dengan tangan, juga boleh dikerjakan menggunakan Komputer atau HP. Boleh kerjasama dengan teman jika rumahnya berdekatan, kalau jauh tidak boleh. Teman dari kelas yang berbeda juga tidak apa-apa. Maksimal 1 tugas 3 orang siswa. Tugas yang sudah selesai kemudian difoto dengan bagus dan dikirim di grup WA disertai dengan identitas. Jika dikerjakan menggunakan Komputer atau HP, langsung kirimkan filenya. Waktu pengerjaan 1 minggu Gambar-gambar terpilih nanti akan ditampilkan di website ini. Contoh Meme Post Views 2,145 Muslimahdaily - Abu Hurairah ra. berkata , Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tetangga. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamu” HR Bukhari dan Muslim. Hadits diatas menghimpun tiga hal yang termasuk kepada akhlak terpuji di dalam hubungan antar anggota masyarakat, yaitu selalu mengucapkan kata-kata yang baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu. Di dalam haditsnya, Abu Hamzah, Anas bin Malik ra., seorang pelayan Rasulullah, berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Seorang diantara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri” HR Bukhari dan Muslim. Hadits tersebut menunjukkan bagaimana hendaknya seorang muslim beradab dan berakhlak antar sesamanya di dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dengan tetangga kita. Tetangga kita adalah hubungan yang terdekat di kehidupan bermasyarakat. Bukankah seorang tetangga yang akan mengetahui dan membantu kita seandainya kita tertimpa musibah? Tetangga juga yang ikut merayakan kebahagiaan bersama kita selain keluarga kita. Diantara tanda kesempurnaan iman dan Islam adalah berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya. Berbuat baik kepada tetangga merupakan keharusan. Islam sangat memperhatikan masalah ini. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari, dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga saya mengira bahwa tetangga akan menjadi ahli waris”. Bahkan, Allah SWT mensejajarkan perintah berbuat baik kepada tetangga dengan perintah untuk beribadah kepada-Nya dan setelah berbuat baik kepada orang tua dan kerabat. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim. Oleh karena itu, menyakiti tetangga merupakan suatu dosa dan akan berbuah siksa yang pedih. Bahkan, seperti yang disebutkan dalam hadits, bahwa orang yang tidak menghormati tetangga maka imannya belum sempurna. Na’udzubillah. Bukhari meriwayatkan dari Abi Syarih ra., bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya, “Siapa yang tidak sempurna imannya, Ya Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya”. Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi ia sering mencela tetangganya.” Rasulullah menjawab, ”Ia tidak baik, dan tempatnya adalah neraka”. Disebutkan kepada Rasul shallallahu alaihi wasallam, bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya”. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ia masuk surga”. Ada banyak cara untuk berbuat baik kepada tetangga, di antaranya kebutuhannya, Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Umar ra. berkata, “Jangan sampai seorang mukmin kenyang, sedang tetangganya kelaparan”.Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah sempurna iman orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia mengetahui”. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar ra., bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berpesan kepadanya, “Jika kamu memasak makanan yang berkuah, maka banyakkanlah airnya. Lalu berilah mereka bagian”. sesuatu yang bermanfaat Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jangan sampai kamu melarang tetanggamu memasang kayu pada dindingmu” HR Bukhari dan Muslim. hadiah Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Janganlah menyepelekan hadiah kepada tetangga, meskipun hanya tulang yang sedikit sekali dagingnya” HR Bukhari Demikianlah salah satu akhlak yang baik yang diajarkan Islam kepada umatnya, yaitu menghormati tetangga, sebagaimana yang dapat kita lihat bahwa Allah SWT, dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberi petunjuk untuk menghormati tetangga dalam Al-Qur’an dan hadits. Wallahu a’ “Al-Wafi” Syarah kitab Arba’in An-Nawawiyah, oleh Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu. Tetangga merupakan orang yang rumahnya bersebelahan dengan kita. Karena saling berdekatan, maka bagaimana pun kehidupan seseorang tidak bisa terlepas dari interaksi bersama para tetangga. Sebab itu, Islam memerintahkan kita untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan antartetangga. 1. Memuliakan Tetangga Ekspersi Keimanan Rasulullah Saw sendiri adalah orang yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan antartetangga. Tentunya tindakan beliau berbuat baik kepada tetangga merupakan anjuran bagi orang-orang muslim untuk berbuat baik kepada para tetangga dan memuliakan mereka. Beliau bersabda ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ Artinya “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” HR Muslim. Hadis di atas jelas menganjurkan untuk berbuat baik dan memuliakan tetangga. 2. Tetangga Seperti Keluarga yang Punya Hak Waris Malaikat Jibril sering sekali menasihati Nabi Saw untuk berbuat baik kepada tetangganya. Hal ini membuat Nabi Saw mengira bahwa tetangga merupakan orang yang mendapatkan warisan sebagaimana keluarga yang memiliki hubungan darah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري Artinya “Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” Hadis riwayat Al-Bukhari 3. Tetangga Tidak Aman, Tanda Tidak Iman Dalam hadis lain, Nabi Saw menyebutkan seorang muslim tidak beriman apabila tetangganya tidak aman dari perbuatan buruknya. Tidak tanggung-tanggung, beliau mengulang peringatan ini sebanyak tiga kali. Hal ini menunjukkan betapa kerasnya peringatan agar tidak berbuat buruk kepada tetangga. Nabi Saw bersabda وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري Artinya, “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” HR al-Bukhari. 4. Sakiti Tetangga Diancam Neraka Lebih parah dari itu, seseorang yang menyakiti tetangganya pun mendapat ancaman dari neraka, namun sebaliknya, ada ganjaran surga bagi yang berbuat baik kepada tetangga. Nabi Saw bersabda عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم Artinya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Dikatakan kepada Rasulullah saw Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda Ia masuk surga’.” HR al-Hakim. Dengan adanya hadis Nabi Saw di atas, kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga. 5. Berbuat Baik kepada Tetangga Mengenai perbuatan baik kepada tetangga, seseorang dikategorikan orang yang terbaik apabila dia berbuat baik kepada tetangganya. Nabi Saw bersabda عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه". أخرجه الترمذي Artinya, “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” HR at-Tirmidzi. 6. Berbagi Makanan kepada Tetangga Salah satu kebaikan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang bertetangga salah satunya adalah saling memberikan makanan. Di Indonesia, tradisi ini hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan saling memberi makanan antara tetangga akan menciptakan keharmonisan satu sama lain. Nabi Saw sendiri mengajarkan kepada kaum muslimin di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah, agar diperbanyak kuahnya supaya bisa dibagikan kepada tetangganya. Beliau bersabda إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. HR Imam Muslim. 7. Tetangga Jauh dan Tetangga Dekat, Mana yang Diprioritaskan? Masih berkaitan dengan memberi sesuatu kepada tetangga. Tentunya tetangga yang ada di sekitar rumah kita tidak hanya satu atau dua. Semua orang di sekeliling kita rumahnya adalah tetangga kita, bahkan yang sudah jauh pun rumahnya kerap disebut dengan tetangga. Sebab itu ada istilah tetangga dekat dan tetangga jauh. Lantas, apabila ingin berbagi, tetangga mana yang lebih kita dahulukan? Dalam hal ini Rasulullah Saw menganjurkan untuk mendahulukan tetangga yang lebih dekat kepada kita. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي؟ قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا Artinya, “Dari Aisyah ra “Aku berkata Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau Rasulullah Saw bersabda “Yaitu kepada tetangga yang paling dekat pintu rumahnya darimu.” HR al-Bukhari. 8. Jangan Remehkan Pemberian Tetangga Apabila hadis di atas berkaitan dengan memberi hadiah kepada tetangga, maka Nabi Saw pula bersabda agar jangan sekali-kali kita meremehkan atau menghina pemberian tetangga kita. Nabi Saw pernah bersabda عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing.” HR al-Bukhari dan Muslim. 9. Jangan Remehkan Kebaikan Hal tersebut berkaitan juga dengan sabda Nabi Saw tentang larangan untuk meremehkan suatu kebaikan. Beliau bersabda عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ Artinya, “Dari Abu Dzar ra, beliau berkata Rasulullah SAW pernah bersabda “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” HR Muslim. Demikianlah hadis-hadis Nabi Saw yang berkaitan dengan tetangga, meliputi hak-hak mereka, anjuran berbuat baik kepada mereka, dan larangan untuk menyakiti mereka. Semoga kita dapat mengamalkan sunnah Nabi yang disebutkan dalam hadis-hadis di atas, dan dijauhi dari tutur dan tindakan yang dapat menyakiti tetangga. Wallahul musta’an. Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah dan Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” HR Bukhari-Muslim.Ada banyak hadits tentang tetangga yang telah disabdakan Rasulullah. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim di atas. Di situ, Rasulullah jelas dan tegas menyerukan kepada mereka yang mengaku beriman kepada Allah untuk berbuat baik kepada tetangga, bukan malah adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendirian, butuh orang lain dalam menjalani kehidupan ini. Dan tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan kita. Bahkan -karena rumahnya yang dekat dengan rumah kita- tetangga lebih mengetahui segala tingkah polah kita, dibandingkan keluarga sendiri yang tinggal memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Mereka harus disayangi dan diperlakukan dengan baik. Dalam hadits Rasulullah yang lain disebutkan bahwa seorang dianggap Muslim manakala mereka berbuat baik kepada tetangganya. Akan tetapi, tidak semua orang orang memiliki hubungan yang harmonis dengan tetangganya. Tidak sedikit dari mereka yang musuh-musuhan dengan tetangganya karena suatu hal memuliakan dan berbuat kepada tetangga, Rasulullah telah memberikan teladan yang baik kepada kita. Dikisahkan, suatu ketika pada saat Abu Hurairah kelaparan Rasulullah lewat di depannya. Kemudian Rasulullah meminta Abu Hurairah untuk mengikutinya. Sesampai di suatu tempat, Abu Hurairah mendapati ada susu setempayan. Rupanya harapan Abu Hurairah meleset. Rasulullah tidak langsung memintanya untuk meminum susu. Malah Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk memanggil ahli shuffah, tetangga Rasulullah yang sangat miskin, lemah, dan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka menjadi tetangga Rasulullah karena tinggal di emperan Masjid Nabawi. Sementara rumah Rasulullah menyatu dengan Masjid Nabawi. “Pergilah ke ahli shuffah, undang mereka ke sini,” perintah Rasulullah kepada Abu Hurairah, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta saat ahli shuffah datang, Rasulullah langsung menyuruh mereka untuk meminum susu tersebut. Satu per satu ahli shuffah meminum susu tersebut sampai puas. Setelah semuanya kebagian, Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk meminum sisa susunya hingga puas. Rasulullah sendiri juga meminum susu sisa ahli shuffah itu. Iya, Rasulullah adalah orang yang sangat perhatian dengan tetangganya. Apakah tetangganya sudah makan atau belum. Rasulullah tidak membiarkan dirinya kenyang sendiri sementara tetangganya dalam keadaan kelaparan. Perhatian Rasulullah dalam hal ini juga ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di menerima hadiah, Rasulullah memberi sebagian untuk istrinya dan sebagian yang lain untuk tetangganya, ahli shuffah. Sementara jika menerima sedekah, Rasulullah langsung memberikan semua kepada tetangganya tanpa mengambilnya sedikitpun. Dikisahkan, suatu ketika Fatimah meminta bagian sedekah dari Rasulullah. Rasulullah menolaknya, meski Fatimah pada saat itu sangat membutuhkan. Rasulullah lalu memberikan semua harta sedekah itu kepada ahli shuffah. Rasulullah juga sangat menjaga ucapan dan perkataan agar tidak menyakiti tetangganya. Apalagi menggunjing dan membuka aib tetangga di depan khalayak umum. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah menegaskan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti apa yang harus dilakukan apabila tetangga berbuat jahat kepada kita? Dalam hal ini pun Rasulullah sudah memberikan rambu-rambu. Rasulullah menyarankan untuk tetap berbuat baik kepadanya dan bersabar. Dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah menuturkan bahwa salah satu orang yang dicintai Allah adalah mereka yang tetap bersabar meski tetangganya menyakitinya. A Muchlishon Rochmat Yang dinamakan tetangga mencakup seorang muslim dan seorang kafir, seorang ahli ibadah dan seorang fasik, teman dan musuh, orang asing dan orang senegri, orang yang bisa memberi manfaat dan orang yang memberi madharat, orang dekat dan orang jauh serta yang paling dekat dengan rumahnya dan paling jauh. Ada beberapa pendapat tentang batasan tetangga Al-Uza’i berpendapat Empat puluh rumah dari setiap arah’. Ibnu Syihab juga berpendapat demikian. Ali bin Abi Thalib berkata Siapa saja yang mendengar panggilan, maka dia adalah tetangga masjid’. Sekelompok manusia berkata ’Barangsiapa tinggal bersama seseorang disuatu tempat atau kota, maka dia adalah tetangga. Rasulullah Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. Banyak cara dan kiat untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati dan cinta para tetangga, serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka. Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut 1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya. Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". Muttafaq 'alaih Beliau Saw juga bersabda, "Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!, Mereka para sahabat bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahyu anhu ia berkata, "Wahai Rasulullah! Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Saw menjawab, "Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?" HR. al-Bukhari 2. Memulai Salam. Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu rendah hati seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt berfirman, وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ "…Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." QS. 1588. Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Rasulullah Saw bersabda, "… Maukah aku beritahu kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai Tebarkan salam di antara kalian." HR. Muslim 3. Bermuka Berseri-seri ceria saat Bertemu. Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dari Jarir bin Abdullah ra ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah Saw melihatku kecuali ia tersenyum padaku." 'alaih. 4. Menolong Saat dalam Kesulitan. Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin suku asy'ari adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." HR. Muttafaq 'alaih. 5. Memberikan Penghormatan yang Istimewa. Intervensi dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab yang dapat menimbulkan ketidakharmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan hal-hal yang sangat pribadi. Contoh “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu tiap bulan?” “Berapa uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain sebagainya. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi Saw juga bersabda, "Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." HR. at-Tirmidzi. 6. Menerima Udzur permohonan maaf. Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita. 7. Menasehati dengan Lemah Lembut. Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika. Allah Swt sungguh telah memuji Nabi Saw dan mengaruniakan sifat lemah lembut kepada beliau, sebagai- mana firman-Nya, فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ artinya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…" QS. Ali 'Imran 159. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan." HR. Muttafaq 'alaih. 8. Menutup Aib. Seorang mu'min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah. Dengan sikap ini pula kita akan meraih simpati dan cinta tetangga. Nabi Saw bersabda, "Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di Akhirat." HR. Muslim. 9. Saling Berkunjung. Nabi Saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, "Sesungguhnya ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah Swt mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat tadi bertanya kepadanya, "Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, "Saya mau mengunjungi saudaraku di kampung." Lalu ia bertanya kembali, "Apa kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, "Tidak, tetapi karena saya mencintainya karena Allah”. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Swt kepadamu, dan sesungguhnya Allah Swt mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya." HR. Muslim. Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan kita untuk kali berikutnya. 10. Bersikap Ramah. Di antara sekian banyak kiat sukses meraih simpati para tetangga dan mempererat hubungan di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya. Allah Swt berfirman, قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ artinya, "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun". QS. Al-Baqarah 263. Nabi Saw bersabda, "Saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." HR. al-Bukhari. Demikianlah sahabat bacaan madani adab atau etika terhadap tetangga dan masyarakat. Mudah-mudahan adab-adab tersebut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

diantara hikmah berakhlak kepada tetangga adalah