Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa melantik Brigjen TNI dr. Dewi Puspitorini sebagai Direktur Profesional Tenaga Kesehatan (Dirprofnakes) RSPAD Gatot Soebroto. Wanita dengan pangkat Jenderal TNI bintang satu itu menduduki jabatan Dirprofnakes yang merupakan struktur baru di lingkungan RSPAD Gatot Soebroto. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif menggunakan metode Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina) di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta periode Mei-Agustus 2017. SistemInformasi Akademik STIKes RSPAD Gatot Soebroto. Selamat Datang. Sistem Informasi Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto. Silakan Login. Masuk. Kamijuga berupaya mempercepat koordinasi rujukan antarfasilitas kesehatan, mengoptimalkan bridging sistem informasi BPJS Kesehatan dengan layanan fasilitas kesehatan, serta memperkuat upaya edukasi publik mengenai JKN-KIS. Harapan kami, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto turut mendukung kelancaran implementasinya di JAKARTA Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Andika Perkasa telah memutasi sebanyak 113 Perwira yang terdiri dari Perwira Tinggi (Pati) maupun Perwira Menengah (Pamen). Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Jakarta - Mantan Menteri Penerangan, Harmoko, meninggal di RSPAD Gatot Soebroto pada Ahad malam kemarin. Sehari sebelumnya, putri Presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, juga menghembuskan napas terakhir di sakit yang berada di kawasan Senen, Jakarta Pusat ini kerap dijadikan tujuan bagi para pejabat atau tokoh bangsa yang ingin mencari kesembuhan. Nama-nama lain yang pernah dirawat di sini seperti Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Presiden BJ Habibie, hingga Presiden SoekarnoRSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tertinggi bagi rumah sakit TNI di seluruh penjuru Nusantara. Rumah sakit ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada Oktober 1936 dengan nama “Groot Militair Hospitaal Weltevrederl”.Melansir laman resminya, rumah sakit ini pada masanya dibangun untuk merawat serdadu Belanda yang sakit, khususnya yang terluka dalam pertempuran melawan pejuang sakit ini banyak jasanya dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Di Laboratorium rumah sakit ini, vitamin B ditemukan oleh Christiaan Eijkman. Dari rumah sakit ini pula Sekolah Dokter Jawa berdiri pada 1851 dan berubah menjadi STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter zaman penjajahan Jepang, rumah sakit ini sempat diubah nama menjadi “Rikugun Biyoiri” dengan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada Tentara Dai Jepang menyerah kepada Tentara Sekutu, rumah sakit ini kembali di bawah KNIL dengan nama “Legger Hospital Batavia”. Setelah Indonesia merdeka, rumah sakit ini diserahkan kepada TNI AD dan bergani nama menjadi Rumah Sakit Tentara Pusat RSTP. Iklan Pada 1970, nama Gatot Soebroto disematkan untuk memberikan penghormatan kepada tokoh TNI AD yang berjasa, yaitu Jenderal TNI Gatot Soebroto. Melalui Surat Keputusan Nomor SKEP-582/X/1970 tanggal 22 Oktober 1970, Kepala Staf TNI Angkatan Darat menetapkan nama rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Gatot Soebroto, disingkat Rumkit Soebroto. Untuk menyeragamkan nama-nama rumah sakit di lingkungan TNI AD, Kepala Djawatan Kesehatan Angkatan Darat lewat surat edaran Nomor SE/18/VIII/1977 tanggal 4 Agustus 1977 menetapkan mengubah namanya menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto RSPAD Gatot SoebrotoRIZQI AKBAR MAGANGBaca juga Eks Menteri Penerangan Harmoko Meninggal di RSPAD Gatot Subroto Jakarta ANTARA - Direktur Pelayanan Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro, memastikan penelitian vaksin nusantara yang menggunakan sel denditrik akan mengikuti kaidah ilmiah. "Ini adalah suatu penelitian sel denditrik di RSPAD gitu ya. Dan penelitian ini nanti harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah," kata dia, di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin. Ia menjadi salah satu nara sumber pada jumpa pers tentang vaksin nusantara yang dipimpin Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Ahmad Riat. Baca juga Kapuspen TNI tegaskan vaksin Nusantara bukan program TNI Ia menjelaskan, sel denditrik sebetulnya sudah digunakan untuk pengobatan kanker, namun saat ini dikembangkan untuk penanganan Covid-19. "Memang ini dicoba barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik terutama ditujukan untuk vaksin, diharapkan untuk vaksin Covid-19," jelasnya. Oleh karena itu, penelitian Vaksin Nusantara akan dilakukan secara baik sehingga bisa sesuai kaidah ilmiah yang berlaku. "Diterima secara ilmiah kemudian memang harus disetujui oleh beberapa pemangku untuk melegalkan denditrik tersebut untuk pembuatan vaksin dalam hal ini," ujarnya. Mengenai gejala ikutan sebagai akibat pemberian vaksin, di antaranya rasa sakit, demam dan lainnya, kata dia, hal itu merupakan hal biasa. "Itu khan gejala-gejala yang bisa diatasi. Artinya itu adalah efek samping ya, tapi bisa diatasi barangkali kalau yang gejala-gejala normal, yang muncul-muncul itu bidang pokok penelitian pasti itu lah yang akan dicatat gejala efek samping," kata dia. "Semua gejala-gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Jadi semua gejala akan dilaporkan. Dan nanti tentu saja yang nanti akan menilai adalah BPOM, apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin ya, tapi itu hal yang biasa," katanya. Vaksin lainnya, kata dia, juga kerap memicu gejala efek samping. "Karena vaksin-vaksin yang lain pun ada pegal-pegal badannya, kadang-kadang sakit di tempat suntikan, jadi lemas dan sebagainya, itu semua gejala-gejala tersebut juga barang kali juga muncul pada vaksin-vaksin yang lain," ucapnya. Cento e vinte dias para um primeiro diagnóstico. Essa é a previsão do secretário de Estado da Saúde, Beto Preto, para que a pasta esteja pronta para iniciar – de fato – o trabalho de planejamento da gestão do Sistema Único de Saúde, com vistas a dar conta da demanda no estado. O prazo foi apontado pelo secretário em entrevista à Gazeta do Povo ao comentar o cenário encontrado nesses primeiros dias de nova gestão “é um momento de reconhecimento das dificuldades e de definição de estratégias. Não é mais do mesmo”, defendeu, “é montar uma estratégia para virar uma página, [uma estratégia de] inovação”.Sobre essa palavra, tão citada no plano de governo de Carlos Massa Ratinho Junior PSD, Beto Preto defendeu a lógica a ser aplicada na área de saúde “inovar às vezes vem em economizar etapas de trabalho, desburocratizar; mas a inovação também é levar uma consulta especializada para aquele cidadão que está tendo que andar 200, 300 quilômetros para buscar por um serviço”, avaliar os principais desafios do novo governo na área, o secretário destacou justamente a necessidade de interrupção da busca por serviços em grandes centros de referência, com a constante circulação de pacientes pelas rodovias atrás de atendimento especializado. Nesse sentido, Preto lembra uma das principais promessas de campanha a criação de uma nova macrorregião de saúde, a quinta do estado. Abarcando as áreas de Guarapuava, Irati e Ponta Grossa, a divisão tem potencial para suprir um vazio de atendimento e tirar a pressão sobre as demais regionais “com oferta de serviços que pudessem ser plenos para evitar deslocamentos”.Em paralelo, objetiva-se uma também planejada consolidação dos serviços de maior complexidade em todas as macrorregiões; apesar de reforçar a promessa de reforço na estrutura, o secretário não fala em cronograma “há muitas diferenças entre cada área, cada convênio, consórcio. Eles são díspares, há uma lógica de maior oferta em alguns locais, menor oferta em outros locais, nós estamos trabalhando no diagnóstico disso”, pondera o às vezes vem em economizar etapas de trabalho, desburocratizar; mas a inovação também é levar uma consulta especializada para aquele cidadão que está tendo que andar 200, 300 quilômetros para buscar por um serviço Apesar do destaque para a criação da Macrorregião dos Campos Gerais, o secretário de Ratinho Junior admite que todas as regionais demandam ampliação de investimentos. Ele reforça, nesse sentido, a principal questão a ser considerada para os planejamentos “a oferta de serviços da saúde pública é viva, vai acontecendo diariamente. É necessário que a gente tenha entendimento disso, a demanda de saúde é dinâmica, por isso é um trabalho em aberto”.Nesse sentido, Beto Preto pontuou a necessidade de abrir discussões junto aos municípios, responsáveis pelas Unidades Básicas de Saúde, a porta de entrada do sistema, defendendo uma união de esforços para organizar o serviço e dar conta de custear a máquina do SUS.“Construir é o menor dos problemas”Para colocar as estruturas da saúde pública para funcionar, o atual governo terá que vencer algumas lacunas deixadas pela gestão anterior, caso de obras entregues, mas sem equipamentos ou pessoal, à exemplo da nova ala inaugurada no Hospital Universitário de Maringá, nos últimos meses da administração Cida Borghetti. Durante a inauguração do espaço, o então secretário de saúde, Antonio Caros Nardi, afirmou que o mais difícil estava feito, mas a lógica é rebatida pelo atual comandante da pasta.“Planejamento é tudo”, dispara. “Se você vai fazer um investimento, não adianta pensar só na obra. Cal, tijolo não atende ninguém, quem atende é o ser humano ali dentro, o profissional de saúde, preparado, capacitado e com os insumos necessários para que isso possa ocorrer. Tudo isso tem que estar junto. Você não faz o atendimento de saúde se não tiver todo esse enxoval”.A estratégia passa por seguir o caminho traçado já na campanha. “Nossa missão na secretaria é seguir aquilo que o governador Ratinho coloca como necessário. Ele fala de inovação. Às vezes a inovação é montar essa especialidade funcionando lá perto da casa das pessoas. Às vezes é entregar obras completas e não obras apenas de paredes construídas. Essa é uma outra lógica. A discussão tem que ser feita”, o secretário de Saúde Beto Preto comenta também possíveis saídas a serem adotadas para atender à demanda por serviços, com o aparecimento de outro termo característico do plano de governo de Ratinho Junior as Parcerias Público-Privadas PPPs. “Querendo montar um novo caminho a seguir, com legalidade, com segurança jurídica”, destaca, ao afirmar que modelos já implantados em ouros pontos do país passarão por estudos por parte da equipe tocante a possíveis questionamentos com relação à cessão de serviços públicos à iniciativa privada, ressalta “é um momento de mudança, e ele tem que ser entendido por todos. Nós temos um limite financeiro, não adianta falar que vamos comprar todos os serviços existentes porque não tem caixa para isso, não dá para resolver. Nesse momento temos que encarar os nossos limites financeiros, nossos limites pessoais e montar com o recurso existente o melhor atendimento possível”.A questão dinheiroPonto sempre destacável na gestão, os recursos também são preocupação central para Beto Preto. “Precisamos tentar a recomposição do teto financeiro junto ao governo federal”, revela, ao comentar a diferença entre o recebido via União e os gastos realizados. “Temos um valor de R$1,4 milhão recebido ao ano e R$ 1,7 milhão contratado. É um gap que precisa ser analisado”, diz o formado pela Universidade Estadual de Londrina UEL, Carlos Alberto Gebrin Preto é especialista em Medicina Nuclear e tem pós-graduações em Medicina do Trabalho, Medicina de Trânsito e em Medicina Legal e Perícias Médicas. Durante o governo de Luis Inácio Lula da Silva foi diretor-geral da Ouvidoria Nacional do SUS, em Brasília. Foi prefeito de Apucarana, eleito pelo PSD, partido de Ratinho Jr, tendo renunciado ao cargo para assumir a Secretaria de Estado da Saúde. Le travail du directeur d’Ehpad touche divers domaines relations humaines avec les résidents et le personnel de la maison de retraite, gestion administrative et financière, contrôle des pratiques et directeur d’Ehpad, interlocuteur privilégié du résidentLes tâches incombant au directeur d’Ehpad sont multiples. En premier lieu, il est le principal interlocuteur des familles et des résidents, tout au long du doit donc être doté de facultés d’écoute et de communication afin de répondre aux besoins des personnes accueillies, veiller à leur bien-être et leur assurer un cadre de vie de directeur de maison de retraite se prononce sur les dossiers d’admission des nouveaux résidents de l’Ehpad, après la visite de préadmission pendant laquelle la personne âgée rencontre également le médecin coordonnateur. C’est avec ce dernier que le directeur prend conseil pour s’assurer que la prise en charge médicale de son établissement correspond aux besoins du résident a également pour rôle de s’assurer que les droits des résidents et de leurs proches sont respectés il s’assure que les nouveaux pensionnaires reçoivent un livret d’accueil avec la charte de la personne accueillie. Le directeur de maison de retraite œuvre à la mise en place d’une démarche de bientraitance au sein de l’établissement. Pour cela, il organise des formations rappelant les bonnes pratiques au personnel professionnel en contact avec les de maison de retraite un travail de gestionParallèlement, le directeur d’Ehpad doit également posséder des compétences de manager puisqu’il est responsable de la gestion administrative et financière de l’ est aussi responsable de la gestion des ressources humaines. Il s’occupe ainsi du recrutement des nouveaux employés infirmières, aides-soignants, secrétaires…,de leur formation,de la est également responsable de la synchronisation du travail de l’ensemble du personnel soignant et administratif organisation des permanences nuits, week-end, congés, ses propres absences….Le directeur de l’Ehpad encadre l’équipe et s’assure que chaque membre respecte les règles d’hygiène et de sécurité. Il est à l’écoute des problèmes du personnel de la maison de retraite et cherche des solutions avec chaque employé. Il veille également à la cohésion des différentes équipes et encourage un dialogue directeur de la maison de retraite s’occupe de la mise en place des prestations de service restauration,entretien,maintenance,suivi des travaux…Le directeur d’Ehpad prépare un budget annuel et évalue les coûts des différents postes de dépenses de l’ lui qui sélectionne les fournisseurs et s’assure de la qualité des produits. Il vérifie l’entretien du patrimoine de la structure locaux, équipements.C’est en effet au directeur d’Ehpad qu’il revient de veiller aux règles d’hygiène et de sécurité au sein de la maison de retraite. Il est responsable de la gestion des risques incendie, accident, sorties de secours…. En cas de dysfonctionnement, sa responsabilité sera rôle stratégique du directeur d’EhpadLe directeur d’Ehpad est le responsable légal de la maison de retraite. Il en assure le pilotage. C’est lui qui élabore et met à jour le projet d’établissement, en collaboration étroite avec les autorités publiques Agence Régionale de Santé ARS,Conseil général,collectivités territoriales…Il précise et met en œuvre les différentes politiques de la structure financières,sociales,médico-sociales,sanitaires,stratégiques, directeur d’Ehpad est responsable d’évaluer les bonnes pratiques professionnelles et la qualité des services de l’établissement prise en charge médicale,soins,animations,prestations administratives, techniques et logistiques,restauration et coordonne également les coopérations avec les partenaires de l’établissement équipes mobiles de soins palliatifs, pharmacies d’officines, etc..Par conséquent, le métier de directeur d’Ehpad nécessite une implication importante, ainsi qu’une grande autres diplômes permettant d’accéder à un emploi de directeur de maison de retraite CAFDES Certificat d’aptitude aux fonctions de directeur d’établissement ou de service d’intervention sociale,Master MESS Management des établissements sanitaires et sociaux,Master MOSS Management des organisations sanitaires et sociales. Tes Kesehatan 20 capim KPK di RSPAD Gatot Subroto. © Radityo - Sejumlah jabatan di TNI dan Polri tengah digodok oleh Men PAN RB Tjahjo Kumolo untuk dinaikan pangkatnya. Salah satunya adalah jabatan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto alias RSPAD. Jika sebelumnya jabatan Kepala RSPAD Gatot Soebroto diduduki perwira tinggi pati TNI berpangkat Mayjen, ke depan rencananya bakal diduduki pati dengan bintang tiga di pundak alias Letnan Jenderal Letjen. Berdasarkan sejarahnya, RSPAD Gatot Subroto sudah berkali-kali berganti nama sejak didirikan. Pangkat pemimpin RSPAD juga sejak pertama didirikan terus mengalami perubahan. Berikut ulasannya2 dari 6 halaman Dipimpin Letkol RSPAD di era Belanda bernama Leger Hospital Batavia. Usai pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada 29 Desember 1949, Leger Hospital Batavia diserahkan ke TNI. Serah terima dilakukan pada 26 Juli 1950. Nama Leger Hospital Batavia kemudian diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Pusat RSTP. RSTP adalah suatu lembaga di bawah Djawatan Kesehatan Tentara Angkatan Darat DKTAD. Kemudian pada 1953 sebutan DKTAD berubah menjadi DKAD. Sebutan ini memengaruhi juga nama RSTP menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat RUMKIT PUS-AD, namun singkatan yang lebih dikenal adalah RSPAD. Di era awal, RSTP dipimpin oleh seorang Letkol Ckm dr Satrio 1950 -1952. Kemudian Letkol Ckm dr Reksodiwirjo Wijotoardjo 1952-1956. Terakhir, Letkol yang pernah memimpin RSPAD adalah Letkol Dr Mohammad Tarekat Prawirowijoto 1956-1959. 3 dari 6 halaman Dipimpin Kolonel Pangkat kepala RSPAD kemudian naik dari Letkol menjadi Kolonel pada 1959. Saat itu, kolonel pertama yang menjabat kepala RSPAD adalah Kolonel Dr Partomo 1959-1970. Kemudian, Kolonel Dr. Frans Pattiasina 1970-1972 memimpin RSPAD setelah menggantikan Kolonel Dr Partomo pada 1970. 4 dari 6 halaman Dipimpin Brigjen & Kolonel Nama RSPAD kemudian berubah pada 1970. Saat itu RSPAD berganti nama menjadi Rumah Sakit Gatot Soebroto, disingkat Rumkit Gatot Soebroto. Hal itu dilakukan TNI AD buat memberi penghormatan kepada tokoh TNI AD yang memiliki banyak jasa kepada prajurit yang sakit yakni mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Soebroto. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor SKEP-582/X/1970 tanggal 22 Oktober 1970. Kemudian, untuk membuat keseragaman sebutan nama-nama rumah sakit di lingkungan TNI Angkatan Darat, Kajankesad dengan surat edaran Nomor SE/18/VIII/1977 tanggal 4 Agustus 1977 menetapkan sebutan untuk Rumah Sakit Gatot Soebroto menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto RSPAD Gatot Soebroto. Saat bernama Rumah Sakit Gatot Soebroto RSGS, perwira TNI yang memimpin RSPAD adalah Brigjen TNI Dr R Darmawan PS 1972-1973, Kolonel Ckm Dr RA Jusuf Djajakusuma 1973-1977. Kemudian, saat bernama Rumah RSPAD Gatot Soebroto, perwira TNI yang memimpin adalah Kolonel Dr Kurnia Natadisastra 1977-1979, Brigjen TNI Dr. Samsi Jacobalis 1979-1983, Brigjen TNI Dr. Sumardi Katgopranoto 1983-1989, Brigjen TNI Dr. Toerseno Winarko A. 1989-1991, Brigjen TNI Dr. H. Djailani 1991-1993, Brigjen TNI Dr. Bondan Hariono, SpM. 1993-1995, Brigjen TNI Dr. H. Richard Paul, 1995-1997. Lalu, Brigjen TNI Dr. Suyak Suganda, 1997-1998, Brigjen TNI Dr. Edy Herharun 1998-1999, Brigjen TNI Dr. A. Suharto MARS. 1999-2000, Brigjen TNI Dr. Krismanto Prawirosumarto, 2000-2000, Brigjen TNI dr. Adib Abdullah Yahya, 2000-2002, Brigjen TNI dr. Buddy Utoyo 2002-2003, Brigjen TNI dr. Mardjo Subiandono, 2003-2005, Brigjen TNI dr. Djoko Riadi, 2005-2008, Brigjen TNI dr. Supriyantoro, 2008-2010. Kemudian, Brigjen TNI dr. Chairunan Hasbullah, MARS 2010-2010, Brigjen TNI dr. Dedy Achdiat Dasuki 2010-2010, Brigjen TNI dr. Komaruddin Boenjamin 2010-2013, Brigjen TNI dr. Lengkong 2013-2013, Brigjen TNI dr. Douglas S. Umboh, MARS 2013-2014, Brigjen TNI dr. Ponco Agus Prasojo, 2014-2015, dan Brigjen TNI dr. Hardjanto, 2015-2015. 5 dari 6 halaman Dipimpin Mayjen Pangkat Kepala RSPAD Gatot Subroto kemudian naik menjadi bintang dua alias Mayjen pada 2015. Di era Jokowi ini Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto, K, diangkat menjadi kepala RSPAD Gatot Subroto. Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto kemudian dipilih Jokowi menjadi Menteri Kesehatan pada periode kedua kepemimpinannya pada 2019. Terawan kemudian mebgajukan pensiun dini, lalu kemudian dinaikan pangkatnya oleh Jokowi menjadi Letnan Jenderal. dr Terawan Agus Putranto sepertinya menjadi satu-satunya Mayjen yang pernah menjadi kepala RSPAD Gatot Subroto. Sebab, pemerintah berencana akan menaikkan pangkat Kepala RSPAD Gatot Subroto dari Mayjen menjadi Letjen. 6 dari 6 halaman Letjen Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Men PAN RB Tjahjo Kumolo tengah menggodok jabatan perwira tinggi di tubuh TNI dan Polri. Menurutnya, akan ada penambahan posisi bintang tiga. Dari yang sebelumnya dijabat oleh mereka yang berbintang dua, kini akan diisi pangkat bintang tiga. "Misal Dokter Terawan kepala RSPAD kan bintang 3, Puspom juga bintang 3," kata Tjahjo saat ditemui saat panel Forkopimda Kemendagri di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 13/11. Untuk di Kepolisian sendiri, posisi dipertimbangkan untuk dijabat satu tingkat lebih tinggi adalah Korps Brimob. Sebab Brimob akan ada penambahan anggota yang awalnya 48 ribu menjadi 60 ribu personel, "Itu kalau dipimpin bintang 2 kan tidak pas, harus bintang 3," jelas Tjahjo. [dan]Baca jugaIni Sejarah Kepangkatan Komandan Brimob dari Zaman Bung Karno Hingga JokowiJokowi Kumpulkan Pangdam Se-Indonesia, Instruksikan Dukung Agenda Strategis NasionalRakornas Indonesia Maju, Panglima TNI dan Kapolri Bicara Keamanan NegaraKakor Brimob, Kepala RSPAD dan Danpuspom TNI Bakal Diisi Jenderal Bintang 3Viral Video Polisi di Palembang Adu Jotos dengan 2 TNI di JalanMoeldoko Sebut Kepala Staf Paling Pas Duduki Jabatan Wakil Panglima TNI

direktur rspad gatot soebroto